Saturday, June 20, 2015
Kelainan Kongenital pada Neonatus
No.
|
Kata Sulit
/ Kelainan
|
Definisi
|
Gambar
|
Penanganan
|
1.
|
Encephalocele
|
Pada daerah oksipital terjadi
penonjolan meningen yang mengandung jaringan otak dan cairan liguor
|
Perawatan Pra-Bedah : cegah jaringan saraf terpapar yaitu lesi ditutupi kassa
steril atau kassa yang tidak lengket, pertahankan suhu tubuh, catat aktivitas
tungkai dan sfingter anal, catat lingkar kepala, foto tulang belakang, foto
lesi.
Perawatan pasca bedah: jamin intake, rawat luka operasi, posisi bayi di ubah tiap 1 jam, monitor BAK/
BAB, ukur lingkar kepala tiap hari, beri dukungan bagi orang tua/ penjelasan
pada orang tua mengenai kelainan ini.
|
|
2.
|
Hidrocephalus
|
Terjadi penimbunan cairan
serebrospinal dalam ventrikel otak,
sehingga kepala menjadi besar. Jumlah cairan bisa mencapai 1,5lt bahkan ada
sampai 5lt, sehingga tekanan intrakranial sangat tinggi.
|
a. Kesadaran menurun:
pasien diberikan makanan melalui sonde, dan secara bertahap jika kesadaran
mulai ada dapat diberikan susu per oral.
b. Pasien dipasang infus dengan cairan glukosa (5-10%) dan NaCl 0,9 % c. Monitor tetesan infus agar tidak terlalu cepat karena dapat menampah tekanan pada otak d. Kepala pasien harus di alasi bantal yang lembut. e. Perhatikan agar kulit kepala tetap kering f. Ubah posisi kepala tiap dua jam, jika tampak kulit kemerahan posisi di ubah tiap satu jam. g. Jika terjadi lecet beri salep dan tutup dengan kassa h. Tutup mata dengan kassa steril tiap pasien tidur i. Jelaskan kepada orang tua bahwa penyakit ini berat dan sukar pengobatannya, harus dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan cairan di dalamnya |
|
3.
|
Celah bibir (Labioskizis)
|
Ketidak sempurnaan pada penyambungan
bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi tepat di bawah hidung.
|
a. Pemenuhan kebutuhan
nutrisi dengan posisi kepala bayi sedikit ditegakkan, berikan minum dengan
menggunakan sendok atau pipet, cegah bayi tersedak, tepuk punggung bayi
setiap 15 mL-30 mL minuman, tetapi jangan diangkat dot selama bayi masih
mengisap.
b. Jelaskan pada orang tua tentang prosedur operasi, puasa enam jam, pemberian infus, perhatikan keadaan umum bayi. c. Jelaskan pembedahan pada labio sebelum kecacatan palato, perbaikan dengan pembedahan usia 2-3 hari atau sampai beberapa minggu. Pembedahan pada palato dilakukan pada waktu 6 bulan dan 5 tahun, ada juga antara 6 bulan dan 2 tahun, tergantung pada derajat kecacatan. Untuk menutup celah bibir berdasarkan kriteria rule of ten yaitu umur > 10 minggu (3 bulan), >5 kg, leukosit > 1000/ uL. Cara operasi yang umum dipakai adalah cara mungkin (15-24 bulan) sebelum anak mampu bicara. Awal fasilitas penutupan adalah untuk perkembangan bicara. d. Prosedur perawatan setelah operasi: rangsangan untuk menelan atau menghisap, dapat menggunakan jari-jari dengan cuci tangan yang bersih atau dot sekitar mulut 7-10 hari, bila sudah toleran berikan minum pada bayi, dan makanan lunak sesuai usia dan dietnya. |
|
4.
|
Celah langit -langit
(palatoskizis)
|
Suatu saluran abnormal yang
melewati langit-langit mulut dan menuju ke saluran udara di hidung.
|
pemberian ASI peras untuk
memenuhi kevbutuhan nutrisinya. Bila masalah minum teratasi BB naik, rujuk bayi
untuk operasi
|
|
5.
|
Atresia esofagus
|
pada ujung esofagus buntu
yang biasanya disertai kelainan bawaan lainnya yaitu kelainan jantung bawaan
dan kelainan gastrointestinal
|
Dengan operasi, sebelum
operasi bayi diletakkan setengah duduk untuk mencegah tregurgitas cairan
lambung ke dalam lambung.
Lakukan pengisapan cairan
lambung untuk mencegah aspirasi bayi dirawat dalam inkubator,ubah posisi
lebih sering, lakukan pengisapan lendir, rangsang bayi untuk menangis agar
paru-paru berkembang
|
|
6.
|
Atresia Ani dan Recti
|
Tidak adanya lubang tetap
pada anus atau tidak komplit perkembangan embrionik pada distal usus (anus)
atau tertutupnya secara abnormal.
|
Pembedahan yaitu eksisi
membran anal, fisula yaitu dengan kolostomi sementara dan setelah umur 3
bulan dilakukan koreksi sekaligus, dengan mempersiapkan operasi dan
penjelasan kepada orang tua mengenai kelainan anaknya serta tindakan yang
akan dilakukan.
Sebelum pembedahan bayi
dipasangi infus, sering diisap cairan lambungnya, dilakukan observasi
tanda-tanda vital. Operasi dilakukan dua tahap, yaitu tahap pertama hanya
dibuatkan anus buatan dan setelah umur 3 bulan atau lebih dilakukan operasi
tahapan kedua. Perawatan pasca operasi yaitu pencegahan infeksi, penjelasan
kepada orang tua cara merawat anus buatan dan menganjurkan agar konsultasi
secara teratur dan menjaga kesehatan bayi agar dapat di lakukan oprasi tahap
kedua tepat pada waktunya.
|
|
7.
|
Hirschsprung
|
tidak terbentuknya sel
ganglion para simpatis dari pleksuss messentrikus / aurebach pada kolon
bagian distal
|
Hanya dengan operasi, atau
biasanya pipa rectum (merupakan tindakan sementara) dan dilakukan pembilasan
dengan air garam fisiologis (bila ada instruksi dokter), memberikan yang
bergizi serta mencegah terjadinya infeksi.
Masalah utama yang terjadi
gangguan defekasi (obstipasi).
|
|
8.
|
Spina Bifida
|
Ada sebagian komponen
tulang belakang yang tidak terbentuk. Jadi, tidak ada tulang lamina yang
menutupi sumsum atau susunan sistem saraf pusat di tulang belakang
|
Biasanya kalau ada kelainan
bawaan yang berat dan dapat mengancam nyawa si bayi, maka begitu lahir sudah
disiapkan tim dokter untuk menanganinya. Misalnya dari bedah saraf, bedah
anak, ortopedi, dan dokter saraf anak. Terlebih bila spina bifidanya terbuka
dan terjadi kebocoran, maka harus segera ditutup lewat operasi. Karena
bagaimanapun, tidak bisa dibiarkan adanya hubungan dunia luar dengan susunan
saraf pusat.
Selain pengobatan dengan
tindakan operasi, juga dilakukan stimulasi fisioterapi dan rehabilitasi medik
untuk melatih motoriknya. Misalnya dengan menggerakan otot-ototnya supaya tidak
lemah. Jadi, fungsi-fungsi saraf yang ada harus dilatih semaksimal mungkin.
Termasuk melatih BAB dan BAK. Ini amat penting mengingat tidak mungkin untuk
membuat saraf baru.
|
|
9.
|
Omfalokel (amniokel = Eksomfalokel)
|
Adanya sembulan dari
kantong yang berisi usus dari visera abdomen melalui defek dinding abdomen
pada umbikalis dan terlihat menonjol.
|
Sebelum operasi bila kantong belum pecah, dioleskan merkurokrum
setiap hari untuk mencegah infeksi. Setelah diolesi diolesi dengan kasa
steril, diatasnya ditutupi lagi dengan kapas agak tebal baru dipasang gurita.
Operasi segera dilakukan setelah lahir, tetapi mengingat bahwa memasukkan semua usus dan alat visera sekaligus ke dalam rongga abdomenakan menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru hingga timbul gangguan pernapasan, maka biasanya operasi ditunda beberapa bulan. |
|
10.
|
Hernia Diafragma
|
Terjadi karena
terbentuknya sebagian diafragma sehingga isi perut masuk kedalam rongga
toraks. Kelainan yang sering ditemukan ialah penutupan tidak sempurna dari
sinus pleuroperitoneal yang terletak pada bagian posrero lateral dari
diafragma
|
Tindakan dengan
operasi, sebelumnya dilakukan tindakan pemberianØoksigen bila bayi tampak
sianosi, kepala dan dada harus lebih tinggidari pada dada dan perut, yaitu
agar tekanan dari isi perut terhadap paru berkurang dan membbiarkan daifragma
bergerak dengan bebas. Posisi ini juga dilakukan setelah operasi.
|
|
11.
|
Hernia umbilikus
|
melihat dan meraba adanya benjolan pada
umbilikus (pusar)
|
Pengobatan
pada hernia umbilikalis dengan pembedahan diperlukan jika lubang yang terjadi
ukurannya 2 cm atau lebih, karena tidak mungkin akan menutup sendiri. Atau,
jika hernia sampai anak usia sekolah, maka dapat dilakukan pembedahan
berencana.
|
|
12.
|
Hernia pada paha
|
melihat dan meraba adanya benjolan pada pelipatan
paha maupun kantong buah pelir pada anak laki-laki
|
Pada hernia pelipatan paha, pembedahan
merupakan terapi yang terbaik, begitu hernia ini telah ditegakkan diagnosisnya.
Kalau hernia ini mengalami komplikasi,
terjadi tanda-tanda terjepitnya isi kantong hernia, maka pembedahan harus
dilakukan segera dengan persiapan minimal untuk menyelamatkan organ yang
terjepit dalam kantong hernia.
|
|
13.
|
Atresia Koane
|
Penutupan satu atau kedua
saluran hidung oleh karena kelainanØpertumbuhan tulang- tulang dan jaringan
ikat
|
Atresia unilateral tidak
memerlukan tindakan bedah segera, tetapi bila bilateral harus dilakukan
tindakan operatif.
|
|
14.
|
Obstruksi Usus
|
di sebabkan disfungsi umum
kelenjar eksokrim pancreas. kedaan ini menyababkan berkurangnya enzim
pangkreas yant mengalir kelumen usus halus sehingga isi usus halus menjadi
kental dan menumbat lumen usus.
|
dipuasakan, pemberian cairan
dan elektrolit dengan parenteral, pengosongan lambung dan usus dengan cara
mengisapnya terus menerus, operasi sesuai dengan letak obstruksi.
|
|
15.
|
Atresia Duodeni
|
Biasanya terjadi dibawah
ampula vateri, muntah terjadi beberapa jam sesudah kelahiran. Perut dibagian
epigastrium tampak membuncit sesaat sebelum muntah. Muntah mungkin projektil
dan berwarnah hijau.
|
Dengan oprasi. Sebelum
operasi dilakukan hendaknya lambung dikosongkan dan diberikan cairan
intaravena untuk memperbaiki gangguan air dan elektrolit yangb terjadi.
|
|
16.
|
Gastroschisis
|
cacat lahir di
mana usus bayi keluar dari tubuh melalui cacat di salah satu sisi tali
pusat.
|
dengan
melakukan proses pembedahan – memasukan organ tubuh kembali ke dalam rongga
perut, lalu menutupnya.
|
|
17.
|
Hipospadia
|
kelainan bawaan dimana
metus eksterna terletak dipermukaan
ventral penis dan lebih proksimaldari tempatnya yang normal (ujung glan
penis)
|
Operasi yang terdiri dari
beberapa tahap yaitu operasi
pelepasan chordee dan tunneling dilakukan pada glans penis dan muaranya,
bahan untuk menutup luka eksisichordee dan pembuatan tunneling diambil dari
preputium penis bagian dorsal.
Oleh karena itu hipospadia
merupakan kontra indikasi mutlak untuk sirkumisi.
Operasi uretroplasti,
biasanya dilakukan 6 bulan setelah operasi pertama uretra dibuat dari kulit
penis bagian ventral yang diinsisi secara longitudional paralel dikedua
sisis.
|
|
18.
|
Fimosis
|
Penyempitan pada preposium,
kelainan yang menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih.
|
Dengan melebarkan lobang
preposium dengan cara mendorong kebelakang kulit prepesium tersebut dan
biasanya akan terjadi luka.
Untuk mencegah infeksi dan
agar luka tidak merapat lagi pada luka tersebut dioleskan salep antibiotik.
Tindakan ini mula-mula dilakukan oleh dokter selanjutnya dirumah orangtua
sendiri di minta melakukannya seperti dilakukan oleh dokter ( pada orang
barat sunat dilakukan pada seorang laki-laki kerioka masih dirawat/ketika
baru lahir. Tindakan ini dimaksudkan untuk kebersihan /mencegah infeksi
karena adanya spegma bukan karena keagamaan.
Setiap memandikan bayi
hendaknya preposium didorong kebelakang kemudian ujungnya dibersihkan dengan
kapas yang telah dijelang dengan air matang.
|
|
19.
|
Epispadia
|
Pada bayi laki-laki, dengan
lubang uretra terdapat bagian
punggung penis atau uretra tidak berbentuk tabung, tetapi terbuka
|
Melalui pembedahan
|
|
20.
|
Kelainan Jantung Kongenital
|
Gangguan atau kelainan organ
jantung saat lahir dan merupakan salah satu penyebab kematian terbesar akibat
dari kelainan saat lahir pada tahun pertama kehidupan.
|
Pengobatan tanpa operasi PDA (patent ductus arteriosus) dengan alaty
ang namanya ADO (amplatser duct occluder).
Ada juga tindakan paliatif tanpa pembedahan
yaitu Ballon Atrial Septostomy (BAS).
|
|
21.
|
Hipertermia
|
Suhu >37,5oC
|
Dengan tidak membungkus bayi, bayi diberikan
ASI lebih banyak agar tidak dehidrasi, memberikan obat penurun panas, dan
berkolaborasi dengan dokter spesialis anak
|
|
22.
|
Hipotermia
|
Suhu <36,5oC
|
Menghindari bayi dengan suhu dingin, tidak
memandikan bayi, menyelimuti dan memakaikan topi bayi
|
|
23.
|
Edema serebri
|
Bengkak di otak
yang dapat terjadi karena asfiksia berat –bayi kekurangan oksigen sehingga
terjadi gangguan asam basa di dalam darah– dan kejang berulang atau lama
|
Dengan
pemberian obat untuk mengurangi bengkak di otak pada saat perawatan. Bila
tidak ditangani segera, edema serebri bisa mengakibatkan kerusakan otak.
|
|
24.
|
Hipoplasia adrenal congenital
|
disebabkan oleh kekurangan
ACTH sebagai akibat dari hipoplasia kelenjar pituitary hipofungsi
hipothalamus pada masa kritis embrio genesis
|
dengan pemberian larutan
garam NaCL, deksoksikortikosteron dan asetat
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment