Wednesday, March 25, 2015
CONTOH ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A UMUR 25 TAHUN G2P1-A0 di BPS ZENDY
Diposkan oleh Unknown di 6:15 AM
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Persalinan merupakan proses normal, alamiah dan sehat. Namun bila
tidak dipantau secara intensif dapat terjadi penyimpangan, karena setiap
kehamilan mempunyai resiko. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan
salah satu unsur kesehatan, AKI merupakan barometer kemajuan pelayanan
kesehatan. Penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup masih
terlalu lambat untuk mencapai target tujuan pembangunan milenium (Milenium
Development Goals/ MDGs).
Di Amerika AKI meningkat dari 12 kematian per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 1980 menjadi 17 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008.
Di Kanada, lajunya meningkat antara 6 dan 7. Sedangkan di Norwegia 7 per
100.000 pada tahun 1980 menjadi 8 per 100.000 pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat
ini tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 228 per 100.000 kelahiran.
Walaupun sebelumnya 100.000 kelahiran pada tahun 2004. Padahal berdasarkan
sasaran pembangunan Millennium atau Millenium Development Goal ( MDG ),
kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka 103 per 100.000 kelahiran.
Jumlah kematian ibu pada tahun 2007 yaitu 440 per 100.000
kelahiran hidup, di Asia 330 per 100.000 kelahiran hidup dan di Asia tenggara
210 per 100.000 kelahiran hidup. (who.A maternal mortality in 2000: estimates
developed by WHO, UNICEF dan UNFPA Geneva, 2004).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI
di Indonesia masih berada pada angka 228/100.000 kelahiran hidup.
(http://www.sinarharapan.co.id/berita/0805/24/kesra01.html). Menurut SDKI tahun
2007 angka kematian bayi (AKB), masih berada pada kisaran 25 per 1.000
kelahiran hidup dan berdasarkan Data Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan
Selatan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kalimantan Selatan Tahun 2006, terdapat
kasus AKI sebanyak 79 orang, tahun 2007 menurun menjadi 77 orang, tetapi tahun
2008 meningkat menjadi 96 orang dan tahun 2009 turun lagi menjadi 94 orang.
Dilihat dari data di atas masih banyak AKI di wilayah Kalimantan selatan
khususnya di wilayah pedesaan karena sebagaian masyarakat masih menggunakan
jasa dukun kampung juga kurangnya pendidikan dan sarana yang ada AKI di
Kalimantan selatan tidak ada penurunan.
Sedangkan, jumlah persalinan yang terdapat di Poskesdes Sei Bakar
dari bulan januari sampai agustus berjumlah 14 persalinan yang di tolong oleh
bidan dan 5 persalinan di tolong dukun kampung, dari data tersebut AKI dan AKB
di Poskesdes Sei Bakar berjumlah 0 %.
Melihat AKI yang masih cukup tinggi di Indonesia, departemen
kesehatan membuat intervensi dalam upaya mempercepat penurunan AKI yang mengacu
pada intervensi strategis “ empat pilar safe motherhood”. Bidan sebagai ujung
tombak asuhan pelayanan kebidanan harus dapat berperan lebih besar yaitu program
keluarga berencana, pelayanan asuhan antenatal, persalinan yang bersih dan
aman, dan pelayanan obstetric yang essensial. (Saifuddin, 2006:5 ).
1.2
Tujuan Penulisan
Untuk memberikan asuhan kebidanan yang bersifat komprehensif pada
ibu masa persalinan.
1.3
Rumusan Masalah
·
Pengertian Persalinan
·
Sebab-sebab mulainya persalinan
·
Tahapan Persalinan
·
Lima Benang Merah
·
Kebutuhan dasar manusia menurut A. Maslow
·
Pemenuhan Kebutuhan dasar Ibu selama persalinan
·
pendokumentasian SOAP Note persalinan Ny. A
1.4
Manfaat Penulisan
·
Untuk mengetahui Pengertian Persalinan
·
Untuk mengetahui Sebab-sebab mulainya persalinan
·
Untuk mengetahui Tahapan Persalinan
·
Untuk mengetahui Lima Benang Merah
·
Untuk mengetahui Kebutuhan dasar manusia menurut A. Maslow
·
Untuk mengetahui Pemenuhan Kebutuhan dasar Ibu selama persalinan
·
Untuk mengetahui pendokumentasian SOAP Note persalinan Ny. A
BAB II
Tinjauan Teori
2.1
Pengertian Persalinan
Persalinan dan kelahiran merupakan proses dimana bayi, plasenta
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu yang telah cukup bulan atau dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan/kekuatan ibu sendiri.
Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga adalah
memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan.
Dalam hal ini peranan petuga kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan
bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan
berlangsung dengan aman dan baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan.
2.2
Sebab-sebab mulainya persalinan
Hormon-hormon
yang dominan pada saat kehamilan yaitu :
1.
Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot
rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.
2.
Progesteron
Berfungsi menurunkan sensitivitas otot rahim,
menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan
prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan otot polos
relaksasi.
Perubahan kehamilan kedua hormon tersebut
menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh
hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Kontraksi ini akan
menjadi kekuatan yang dominan pada saat persalinan dimulai, oleh karena itu
makin tua kehamilan maka frekuensi kontraksi semakin sering.
Beberapa teori yang memungkinkan terjadinya
proses persalinan :
1.
Teori keregangan
otot rahim
mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Keadaan uterus yang terus
membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini
mungkin dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter
sehingga plasenta mengalami degenerasi.pada kehamilan ganda seringkali terjadi
kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.
2.
Teori penurunan progesteron
Produksi
progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap
oksitosin. Akibatnya otot rahim mulain berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesteron tertentu.
3.
Teori oksitosin internal
Oksitosin
dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parst
posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sesitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya
kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan
dimulai.
4.
Teori prostaglandin
Konsentrasi
prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu. Pemberian prostaglandin
pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi
persalinan. Prostaglandin dianggap dapat memicu terjadinya persalinan.
5.
Teori hipotalamus-pituitari dan glandula
suprarenalis
Teori ini
menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalussering
terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini
dikemukakan oleh Linggin. Hipotalamus
dan glandula suprarenalis dapat memicu terjadinya persalinan.
6.
Teori berkurangnya nutrisi
Berkurangnya
nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hippokrates untuk pertama kalinya. Bila
nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.
7.
Faktor lain
Tekanan pada
ganglion servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak dibelakang serviks.
Bila ganglion ini tertekan, maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan.
2.3 Tahap persalinan
Persalinan
dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
1. Persalinan
Kala I
Persalinan Kala I adalah kala pembukaan yang
berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10cm).
ü Tanda dan gejala inpartu termasuk :
·
Penipisan
dan pembukaan serviks.
·
Kontraksi
uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit).
·
Cairan
lendir bercampur darah (bloody show) melalui vagina.
Kala I persalinan terdiri atas dua fase, yaitu
:
Ø Fase laten :
·
Dimulai
sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
bertahap.
·
Berlangsung
hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
·
Pada
umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
Ø Fase aktif :
·
Frekuensi
dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap
adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih).
·
Berlangsung
selama 6 jam terdiri dari 3 fase : akselerasi
(2 jam pembukaan serviks ke 4 cm), dilatasi maksimal (2 jam pembukaan 4-9 cm),
deselerasi (2 jam pembukaan 9 cm).
·
Terjadi
penurunan bagian terendah janin.
2. Persalinan
Kala II (Pengeluaran Janin)
Proses ini berlangsung selama 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his menjadi lebih kuat
dan cepat, kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi yang normal pada kala
ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada saat his dirasakan
tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Wanita merasa adanya tekanan pada rektum dan seperti akan buang air
besar. Kemudian perinium mulai menonjol dan menjadi leher dengan membukanya anus.
Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalm vulva pada
saat ada his. Jika dasar panggul sudah berelaksasi, kepala janin tidak masuk
lagi diluar his. Dengan kekuatan his dan mengedan maksimal kepala janin
dilahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi, muka, dagu melewati
perineum. Setelah his istirahat sebentar, maka his akan mulai lagi untuk
mengeluarkan anggota badan bayi.
3. Persalinan
Kala III (Pengeluaran Plasenta)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai
lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi
lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
4. Kala
IV (Observasi)
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2
jam pertama post partum. Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang
memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang
bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
Observasi yang harus dilakukakn pada Kala IV
adalah :
ü Tingkat kesadaran penderita.
ü Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah,
nadi dan pernapasan.
ü Kontraksi uterus.
ü Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap
masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
2.4 Lima
Benang Merah dalam Asuhan Persalinan dan Kelahiran Bayi
Lima benang merah tersebut adalah :
1. Membuat Keputusan Klinik
2. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi
3. Pencegahan Infeksi
4. Pencatatan (Rekam Medik) asuhan persalinan
5. Rujukan
1.
Membuat Keputusan Klinik
Membuat
keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan masalah dan
menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat,
komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang
memberikan pertolongan.
Tujuan langkah dalam membuat keputusan klinik
:
1. Pengumpulan data utama dan relevan untuk
membuat keputusan.
2. Mengintepretasi data dan mengidentifikasi
masalah.
3. Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang
terjadi/dihadapi.
4. Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan
intervensi untuk mengatasi masalah.
5. Menyusun rencana pemberian asuhan atau
intervensi untuk solusi masalah.
6. Melaksanakan asuhan/intervensi terpilih.
7. Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan
atau intervensi.
2.
Asuhan Sayang Ibu
Asuhan
sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang
ibu. Jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan
kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan
asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan hasil
yang lebih baik (Enkin, et al, 2000). Hal tersebut dapat mengurangi terjadinya
persalinan dengan vacum, cunam, dan seksio sesar, dan persalinan berlangsung
lebih cepat.
v Asuhan
Sayang Ibu dalam Proses Persalinan
1. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan
perlakukan ibu sesuai martabatnya.
2. Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu
sebelum memulai asuhan tersebut.
3. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan
keluarganya.
4. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan
rasa takut atau khawatir.
5. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan
kekhawatiran ibu.
6. Berikan dukungan, besarkan hatinya dan
tentramkan hati ibu beserta anggota-anggota keluarganya.
7. Anjurkan ibu untuk ditemani suami atau anggota
keluarganya yang lain selama persalinan dan kelahiran bayinya.
8. Ajarkan suami dan anggota-anggota keluarga
mengenai cara-cara bagaimana mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu
selama persalinan dan kelahiran bayinya.
9. Secara konsisten lakukan praktik-praktik
pencegahan infeksi yang baik.
10. Hargai privasi ibu.
11. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi
selama persalinan dan kelahiran bayi.
12. Anjurkan ibu untuk minum dan makan-makanan
ringan sepanjang ia menginginkannya.
13. Hargai dan perbolehkan praktik-praktik
tradisional yang tidak merugikan kesehatan ibu.
14. Hindari tindakan berlebihan dan mungkin
membahayakan seperti episiotomi, pencukuran dan klisma.
15. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera
mungkin.
16. Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam
pertama setelah bayi lahir.
17. Siapkan rencana rujukan (bila perlu).
18. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi
dengan baik dan bahan-bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap
untuk melakukakn resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi.
v Asuhan
Sayang Ibu dan Bayi pada Masa Pascapersalinan.
1. Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan
bayinya (rawat gabung).
2. Bantu ibu untuk menyusukan bayinya, anjurkan
memberikan ASI sesuai dengan yang diinginkan bayinya dan ajarkan tentang ASI
eksklusif.
3. Ajarkan ibu dan keluarganya tentang nutrisi
dan istirahat yang cukup setelah melahirkan.
4. Anjurkan suami dan anggota keluarganya untuk
memeluk bayi dan mensyukuri kelahiran bayi.
5. Ajarkan ibu dan anggota keluarganya tentang
gejala dan tanda bahaya yang mungkin terjadi dan anjurkan mereka untuk mencari
pertolongan jika timbul masalah atau rasa khawatir.
3.
Pencegahan Infeksi
Tindakan
pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen lain dalam asuhan
selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam
setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong
persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan cara mengurangi infeksi karena
bakteri, virus dan jamur. Dilakukan pula upaya untuk menurunkan resiko
penularan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum ditemukan
pengobatannya, seperti misalnya Hepatitis dan HIV/AIDS.
Tindakan-tindakan
PI termasuk hal-hal berikut :
1. Cuci tangan.
2. Memakai sarung tangan dan perlengkapan
pelindung lainnya.
3. Menggunakan teknik asepsis atau aseptik.
4. Memproses alat bekas pakai.
5. Menangani peralatan tajam dan aman.
6. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan
(termasuk pengelolaan sampah secara benar).
4.
Pencatatan (Dokumentasi)
Catat
semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu atau bayinya. Jika asuhan tidak
dicatat, dapat dianggap bahwa hal tersebut tidak dilakukan. Pencatatan adalah
bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karena memungkinkan
penolong persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan
selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Mengkaji ulang catatan
memungkinakn untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan dan dapat lebih
efektif dalam merumuskan suatu diagnosis dan membuat rencana asuhan atau
perawatan bagi ibu atau bayinya. Partograf adalah bagian terpenting dari proses
pencatatan selama persalinan.
5.
Rujukan
Rujukan
dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau fasilitas yang
memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan
bayi baru lahir.
Singkatan
BAKSOKUDA dapat digunakan untuk mengingat hal-hal penting dalam mempersiapkan
rujukan untuk ibu dan bayi :
B :
(Bidan). Selama tindakan
rujukan dilakukan, ibu dan bayi lahir didampingi oleh penolong persalinan yang
kompeten dan meiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan obstetri dan
bayi baru lahir untuk dibawa ke faisilitas rujukan.
A : (Alat).
Bahan-bahan dan perlengkapan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi
baru lahir (tabung suntik, selang IV,dll) harus dibawa bersama ibu ke tempat
rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu
melahirkan sedang dalam perjalanan.
K : (Keluarga).
Ibu dan keluarga harus diberitahu mengenai kondisi terakhir baik mengenai
kondisi ibu dan bayinya serta mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada
mereka alasan dan keperluan upaya rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga
yang lain harus menemani ibu dan bayi baru lahir ke tempat rujukan.
S : (Surat).
Buat surat pengantar ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan
identifikasi mengenai ibu dan bayi baru
lahir, cantumkan alasan rujukan, dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau
obat-obatan yang telah diterima ibu dan bayi baru lahir. Lampirkan partograf
kemajuan persalinan ibu pada saat rujukan.
O : (Obat).
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan.
Obat-obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
K : (Kendaraan).
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi
yang cukup nyaman. Pastikan kondisi kendaraan cukup baik untuk mencapai tempat
rujukan dalam waktu yang tepat.
U : (Uang).
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli
obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan
selama ibu dan bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.
DA : (Doa,Darah).
Ingatkan pada ibu dan keluarga untuk selalu memanjatkan doa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya untuk selalu berserah diri dan memohon pertolongan
serta perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa selama proses perawatn dan rujukan
agar diberi kemudahan dalam memperoleh fasilitas pelayanan yang diberikan
keselamatan dan kesehatan bagi ibu, bayi maupun semua anggota keluarga. Ajak
keluarga/tetangga yang mempunyai golongan darah yang sama dengan pasien bila
kasusnya memerlukan tranfusi darah.
2.5 Kebutuhan
Dasar Ibu Selama Persalinan
A.
Kebutuhan Dasar Manusia menurut A.Maslow
1.
Kebutuhan Fisiologi
Kebutuhan
dasar atau kebutuhan pokok/utama yang bila tidak terpenuhi akan terjadi ketida
seimbangan.Misalnya kebutuhan O2
makan, minum, seks.
2.
Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan
rasa aman misalnya perlindungan hokum, perlindungan terhindar dari penyakit.
3.
Kebutuhan dicintai dan mencintai
Kebutuhan
dicintai dan mencintai misalnya mendambakan kasih sayang dari orang dekat,ingin
dicintai dan diterima oleh keluarga atau orang lain disekitarnya.
4.
Kebutuhan harga diri
Kebutuhan
harga diri misal ingin dihargai dan menghargai ,adanya respon dari orang
lain,toleransi dalam hidup berdampingan.
5.
Kebutuhan aktualisasi
Kebutuhan
aktualisasi misal ingin diakui atau dipuja, ingin berhasil, ingin menonjol,atau
ingin lebih dari orang lain.
B.
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Ibu Selama
Persalinan
1.Pemenuhan
kebutuhan fisiologi selama persalinan
a. Mengatur sirkulasi udara dalam
ruangan(oksigen)
b. Memberi makan dan minum
c. Menganjurkan Istirahat diluar His
d. Menjaga kebersihan badan terutama daerah
genetalia (bila memungkinkan ibu disuruh untuk mandi atau
membersihkan daerah kemaluan )
e. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil atau
air besar
f.
Menolong
persalinan sesuai standar
2.Pemenuhan
kebutuhan rasa aman
a. Memberi informasi tentang proses persalinan
atau tindakan yang akan dilakukan
b. Menghargai pemilihan posisi tidur
c. Menentukan pendamping selama persalinan
d. Melakukan pantauan selama persalinan
e. Melakukan tindakan sesuai kebutuhan(intervensi
yang diperlukan)
3.Pemenuhan
kebutuhan dicintai dan mencintai
a. Menghormati pemilihan pendampingan selama
persalinan
b. Melakukan kontak fisik/member sentuhan ringan
c. Melakukan masasse untuk mengurangi rasa sakit
d. Melakukan pembicaraan dengan suara lemah
lembut dan sopan
4.Pemenuhan
kebutuhan harga diri
a. Mendengarkan keluhan ibu dengan penuh
perhatian/menjadi pendengar yang
baik
b. Memberi asuhan dengan memperhatikan privasi
ibu
c. Memberi pelayanan dengan empati
d. Memberitahu informasi pada setiap tindakan
yang akan dilakukan
e. Memberi pujian pada ibu terhadap tindakan
positif yang telah dilakukannya
5.Pemenuhan
kebutuhan aktualisasi
a. Memilih tempat dan penolong persalinan sesuai
keinginan
b. Menentukan pendamping selama persalinan
c. Melakukan Bounding and attachment
d. Memberi ucapan selamat setelah persalian
selesai
BAB 3
SOAP
3.1 Kasus
Ibu Asqi 25 tahun G2 P1 – A0, hamil cukup bulan datang ke BPS
Bidan Zendy pada tanggal 9 September 2014 jam 10.00 WIB. Ia mengeluhkan
perutnya terasa kenceng-kenceng sejak 2 jam yang lalu semakin bertambah sering
dan kuat. Anak yang lahir pertama laki-laki dengan BB/PB : 3000 gr/ 48 cm, saat
ini berusia 4 tahun lahir normal dan spontan. HPHT 2 Desember 2013.
Bidan Zendy melakukan pemeriksaan terhadap ibu Asqi dan hasilnya
adalah janin tunggal, taksiran berat janin 2900 gr, presentasi kepala dengan penurunan
2/5 ; 3 kali kontarksi dalam 10 menit dan lamanya 40 detik. DJJ 130x / menit;
pembukaan serviks 5 cm ; penipisan 50% ; selaput ketuban utuh dan tidak ada
molase tulang kepala. TD : 120/80 mmHg ; nadi 80x / menit ; temperature tubuh
36°C ; TFU 3 jari bawah px ( 28 cm ), presentasi kepala, tidak teraba bagian
terkecil janin.
Setelah melakukan pemeriksaan bidan Zendy memberitahu hasil dan
mengnjurkan ibu untuk berjalan-jalan sementara, makan dan minum seperti biasa,
berkemih sendiri dan menampungnya pada tempat yang telah disediakan dan
mengukur jumlah urin.
Hasil
pemantauan lanjut adalah :
·
Pukul 10.30 : DJJ
130x / menit, 3 kontraksi dalam 10 menit lamanya 40’’,
nadi 80x / menit
·
Pukul 11.00 : DJJ
130x / menit, 3 kontraksi dalam 10 menit
lamanya 45’’, nadi 80x / menit, ibu makan
Dan minum jumlah urine ± 350cc
·
Pukul 11.30 : DJJ
135x /menit, 3 kontraksi dalam 10 menit
lamanya 48’’ dan nadi 84x / menit
·
Pukul 12.00 : DJJ
137x / menit, 4 kontraksi dalam 10 menit
lamanya 53’’, nadi 85x /menit
Sekitar pukul 12.30 WIB,
Ibu Asqi memberitahukan pada bidan Tasya bahwa ia merasa ada dorongan yang kuat
seperti buang air besar dan ingin segera meneran. Bidan Tasya segera melakukan
pemeriksaan hasilnya adalah terdapat 5 kontraksi dalam 10 menit lamanya 55’’
dan DJJ 140x / menit, penurunan kepala 1/5, dari hasil pemeriksaan dalam di
temukan pembukan serviks lengkap, ketuban menonjol, teraba ubun-ubun kecil,
tidak ada molase, Hodge III dan tidak teraba bagian kecil dan dilakukan
amniotomi. Dipimpin meneran secara benar dan setelah 30 menit kemudian lahir
secara spontan bayi permpuan dengan apgar score 7 – 10 ; berat badan 2900 gr ;
dengan panjang badan 47 cm, dilakukan manajemen aktif kala 3, plasenta lahir
lengkap 10 menit setelah bayi lahir. Perinium hanya mengalami lecet dan tidak
di jumpai robekan jumlah perdarahan ±300 cc. Dilakukan inisiasi menyusu dini.
Hasil
observasi kala IV :
·
Pukul 13.15 : TD
110/70 mmHg, nadi 85x/ menit,
temperature
36,5 °C, TFU 1 jari bawah pusat, Uc
keras, kandung kemih kosong, perdarahan 1 softex tidak penuh.
·
Pukul
13.30 :
TD 110/70 mmHg, nadi 85x/ menit, TFU
1 jari bawah pusat, Uc
keras, kandung kemih kosong, perdarahan 1
softex tidak
penuh.
·
Pukul 13.45 : TD
110/70 mmHg, nadi 85x/ menit,
TFU
1 jari bawah pusat, Uc keras, kandung kemih kosong, perdarahan 1 softex tidak
penuh.
·
Pukul 14.00 : TD
110/70 mmHg, nadi 85x/ menit,
TFU
setinggi pusat, Uc keras, kandung kemih teraba agak penuh, perdarahan 1 softex
awal penuh.
·
Pukul 14.30 : TD
120/80 mmHg, nadi 88x/ menit,
temperature
36,7 °C, TFU 2 jari bawah pusat, Uc
teraba samara agak lembek, kandung kemih bila ditekan ibu merasakan ingin buang
air kecil, perdarahan 1 softex awal tidak penuh.
·
Pukul 15.00 : TD 120/60 mmHg, nadi 88x/ menit, TFU 2
jari bawah
pusat, Uc teraba keras,
kandung kemih kosong, perdarahan 1
softex awal tidak penuh.
3.2 SOAP
Identitas
Nama Ibu : Ny. A Nama
Suami :
Tn. Y
Umur : 25 thn Umur : 28 thn
Kebangsaan /
suku : indonesia/ jawa Kebangsaan/ suku :
Indonesia/ jawa
Agama : Islam Agama :
Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : Rp 10.000.000,-
Nomor Tlp : 08156xxxxx Nomor Tlp : 0813098xxxx
Nomor Reg :
14045 Nomor
Reg : -
Alamat : Perum
shafira blok g/2 Alamat : Perum Shafira blok g/2
·
Kala I
Tanggal:09
September 2014 jam:10.00 WIB
Subyektif
: perutnya terasa kenceng-kenceng 2 jam
yang lalu semakin bertambah sering
dan kuat. Anak yang lahir pertama laki-laki dengan
BB/PB : 3000 gr/ 48 cm, saat ini berusia 4 tahun lahir normal dan
spontan.
HPHT 2 Desember 2013.
Obyektif
: Taksiran berat janin 2900 gr,
presentasi kepala dengan penurunan 2/5 ;
HIS
3 x 40’’ 10 menit, DJJ 130x / menit; pembukaan serviks 5cm ; eff 50% ; selaput
ketuban utuh dan tidak ada molase tulang kepala. TD : 120/80 mmHg ; nadi 80x
/menit ; temperatur tubuh 36°C ; TFU 3 jari bawah px ( 28cm ), presentasi
kepala, tidak teraba bagian terkecil janin.
Analisa :
G2P1A0 Inpartu Kala 1 Fase Aktif Janin hidup tunggal
Planning
: 1.Melakukan inform concent untuk
tindakan pertolongan persalinan normal
Evaluasi :suami telah bersedia dan tanda
tangan
2. Melakukan Observasi TTV ,DJJ dan HIS
Evaluasi:ibu bersedia
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi agar
mempercepat penurunan kepala dengan
jalan-jalan sekitar ruangan
Evaluasi:Ibu bersedia jalan-jalan sekitar
ruangan
4. Mengobservasi kemajuan persalinan ,dan jika
sudah ada tanda-tanda kala II
Evaluasi : telah di lakukan
·
Kala II
Tanggal:09
September 2014 jam : 12.30 WIB
Subyektif
: Ibu merasa ada dorongan yang kuat seperti buang air besar dan ingin segera
Meneran
Obyektif
: HIS 5 x 55’’ 10 menit dan DJJ
140x/menit,
penurunan kepala 1/5, dari hasil pemeriksaan dalam di temukan
pembukan
serviks lengkap, ketuban menonjol, teraba ubun-ubun kecil, tidak
ada
molase, Hodge III dan tidak teraba bagian kecil dan dilakukan
amniotomi.
Analisa
: Partus Kala II
Planning
: 1. Memberitahu Ibu dan Keluarga bahwa hasil pemeriksaan pembukaan sudah
lengkap
evaluasi keluarga memahami
2. Menganjurkan suami untuk mendampingi ibu dalam melewati proses
Persalinan
evaluasi Suami bersedia
3. Membantu ibu mengambil posisi yang
nyaman bagi ibu
Evaluasi :Ibu merasa nyaman
dengan posisi miring kiri
4. Memberitahu ibu cara meneran yang
benar
Evaluasi :Ibu meneran dengan
benar
5. Memberi Minum saat ibu di sela HIS
Evaluasi : ibu bersedia minum
6. Melakukan IMD
Evaluasi : telah di lakukan
·
Kala III
Tanggal:09
September 2014 jam : 12.45 WIB
Subyektif
: Ibu masih merasa mules
Obyektif
: TD 110/70 mmHg, nadi 85x/ menit, temperature 36,5 °C, Uc keras, kandung
kemih kosong, tampak tali pusat di vagina darah mengalir
Analisa:
Partus kala III
Penatalaksanaan:
1. Melakukan palpasi untuk memastikan tidak ada janin kedua dan
Nilai kontraksi uterus
Evaluasi
: telah di lakukan
2. Menyuntikan oksitosin 10 UI Intramuscular
Evaluasi
: telah di lakukan
3. Melakukan
Peregangan tali pusat terkendali
Evaluasi : telah
di lakukan
4. Masasse fundus
uteri setelah plasenta lahir selama 15 detik
Evaluasi : telah
dilakukan
5.Menilai
kelengkapan plasenta
Evaluasi : Telah
dilakukan
·
Kala IV
Tanggal:09
September 2014 jam : 13.00 WIB
Subyektif
: Ibu mengatakan masih merasa lemas
Obyektif
: TD 110/70 mmHg, nadi 85x/ menit, TFU 1 jari bawah pusat, Uc keras,
kandung kemih kosong, perdarahan dalam
batas normal,perineum utuh
Analisa:
Partus kala IV
Penatalaksanaan
: 1. Mengosbservasi kala IV selama 2
jam
2. Meniai apakah ada robekan jalan lahir
3.Mengobservasi
keadaan umum , TD ,Nadi
,suhu,pernapasan,kontraksi uterus,TFU,kandung
kemih,perdarahan
4.
Membersihkan ibu dari darah ,lender dan cairan ketuban
5.
Memakaikan ibu pembalut dan mengganti pakaian ibu
6.
Membersihkan tempat tidur
7.
Memotivasi ibu untuk menyusui bayinya
8.
Menganjurkan ibu untuk istirahat
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Asuhan Kebidanan komprehensif ini
bertujuan untuk pendokumentasian berupa soap yang di dalmnya berisikan teori
secara lengkap. Pendokumentasian ini memudahkan kita dalam mencatat dan sebagai
acuan jika ditanggung gugat oleh keluarga pasien.
4.2 Saran
Sebaiknya bidan mencatat soap ini
dengan sebaik baiknya agar pendokumentasian jelas.
DAFTAR PUSTAKA
- Zhanyie Dheliya. Asuhan Kebidanan Komprehensif. 27
September 2013. Dari : http://deliyanti1992.blogspot.com/
- Sumarah.2008.Perawatan Ibu Bersalin.Fitramaya:Yogyakarta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment